Pertama :
Kita sering memfokuskan diri pada apa yang kita inginkan, bukan pada apa yang kita miliki.
Katakanlah
anda telah memiliki sebuah rumah, kendaraan, pekerjaan tetap, dan
pasangan yang terbaik. Tapi anda masih merasa kurang. Pikiran anda
dipenuhi target dan keinginan.
Anda begitu terobsesi oleh rumah yang besar dan indah, mobil mewah, serta pekerjaan yg mendatangkan lebih banyak uang.
Kita
ingin ini dan itu. Bila tak mendapatkannya kita terus memikirkannya.
Tapi anehnya, walaupun sudah mendapatkannya, kita hanya menikmati
kesenangan.
Kita tetap tak puas, kita ingin yang lebih lagi. Jadi,
betapa pun banyak yang kita miliki, kita tak pernah menjadi “KAYA”
dalam arti yang sesungguhnya.
Mari kita luruskan pengertian kita mengenai orang ”kaya”.
Orang yang ”kaya” bukanlah orang yang memiliki banyak hal, tetapi orang yang dapat menikmati apapun yang mereka miliki.
Tentunya boleh-boleh saja kita memiliki keinginan, tapi kita perlu menyadari bahwa inilah akar perasaan tak tenteram.
Kita
dapat mengubah perasaan ini dengan berfokus pada apa yg sudah kita
miliki. Cobalah lihat keadaan di sekeliling Anda, pikirkan yang Anda
miliki, dan syukurilah. Anda akan merasakan nikmatnya hidup.
Pusatkanlah
perhatian Anda pada sifat-sifat baik atasan, pasangan, dan orang-orang
di sekitar Anda. Mereka akan menjadi lebih menyenangkan.
Seorang
pengarang pernah mengatakan, ”Menikahlah dengan orang yang Anda
cintai, setelah itu cintailah orang yang Anda nikahi.” Ini perwujudan
rasa syukur.
Hal kedua yang sering membuat kita tak bersyukur adalah :
Kecenderungan membanding-bandingkan diri kita dengan orang lain. Kita merasa orang lain lebih beruntung.
Kemanapun
kita pergi, selalu ada orang yang lebih pandai, lebih tampan, lebih
cantik, lebih percaya diri, dan lebih kaya dari kita.
Hidup akan
lebih bahagia kalau kita dapat menikmati apa yang kita miliki. Karena
itu bersyukur merupakan kualitas hati yang tertinggi.
Ada sebuah kisah mengenai seorang ibu yang sedang terapung di laut karena kapalnya karam, namun tetap berbahagia.
Ketika ditanya kenapa demikian, ia menjawab,
”Saya mempunyai dua anak laki-laki. Yang pertama sudah meninggal, yang kedua hidup di tanah seberang.”
“Kalau
berhasil selamat, saya sangat bahagia karena dapat berjumpa dengan
anak kedua saya. Tetapi kalaupun mati tenggelam, saya juga akan
berbahagia karena saya akan berjumpa dengan anak pertama saya di
surga.”
Bersyukurlah!
Bersyukurlah apabila kamu tidak tahu sesuatu …
Karena itu memberimu kesempatan untuk belajar …
Bersyukurlah untuk masa-masa sulit …
Di masa itulah kamu tumbuh …
Bersyukurlah untuk keterbatasanmu …
Karena itu memberimu kesempatan untuk berkembang …
Bersyukurlah untuk setiap tantangan baru …
Karena itu akan membangun kekuatan dan karaktermu …
Bersyukurlah untuk kesalahan yang kamu buat …
Itu akan mengajarkan pelajaran yang berharga …
Bersyukurlah bila kamu lelah dan letih …
Karena itu kamu telah membuat suatu perbedaan …
Mungkin mudah untuk kita bersyukur akan hal-hal yang baik …
Hidup yang berkelimpahan datang pada mereka yang juga bersyukur akan masa surut …
Rasa syukur dapat mengubah hal yang negatif menjadi positif …
Temukan cara bersyukur akan masalah-masalahmu dan semua itu akan menjadi berkah bagimu …
saya pernah mendengar bahwa berpikir positif sama dengan menipu diri sendiri. Apakah bersyukur atas apa yg kita punya itu juga menipu diri sendiri krn itu termasuk "berpikir positif"?
BalasHapus