Sebisa mungkin, hindarilah membicarakan tentang lima topik ini dengan atasan Anda:
1. Bisnis sampingan
Tidak
ada yang salah dengan memiliki hobi. Apalagi jika hobi itu memberi Anda
keuntungan. Yang tidak baik adalah menjual jasa Anda kepada manajer dan
rekan-rekannya. Contoh kasus: Seorang wanita bekas rekan kerja saya
mendapat umpan balik negatif mengenai kinerjanya. Gosip mengatakan,
manajemen sudah tidak tahan dengan kelakuannya di tempat kerja, yang
kurang konsentrasi saat rapat. Dia juga sering mengulang-ulang
kesalahan.
Suatu hari, di tengah makan malam resmi, seorang
manajer mengumumkan rencana pernikahannya. Di luar dugaan, si wanita ini
langsung menawarkan jasa penyelenggara pernikahan — yang merupakan
bisnis sampingannya selama ini. Ketika dia bertanya padaku, mengapa para
manajer terlihat kikuk setelah dia menawarkan jasanya, aku hanya
membatin, “Ya iyalah. Kamu dibayar Rp50 juta setahun tetapi bekerja
asal-asalan karena malah mementingkan bisnis sampingan.”
2. Kelelahan karena bersiap-siap untuk pekerjaan baru
Datang
ke kantor dengan wajah lesu karena habis lembur? Keren. Bahkan bisa
bikin mudah naik jabatan. Tetapi kalau datang ke kantor berwajah layu
gara-gara belajar hingga tengah malam, untuk persiapan pindah kerja?
Tidak keren.
Cerita nyata: Ada kolega yang datang ke rapat pagi
lalu menguap. Bos kami pun bertanya, apakah dia mengantuk karena pulang
kencan terlalu malam? “Inginnya sih begitu. Tapi saya belajar hingga
larut malam untuk persiapan sertifikat mengajar,” jawab dia. Sudah
berulang kali memang dia menyampaikan rencananya untuk keluar dari
pekerjaan yang sekarang.
3. Mengungkap penyakit secara rinci
Jika
Anda mau tidak masuk kantor karena sakit, silakan. Mau bercerita
sakitnya ringan atau berat? Silakan juga. Tetapi apa pun yang terjadi,
tidak perlu bercerita secara detail mengenai penyakit Anda, apalagi bila
itu akan menimbulkan dampak yang tidak sedap. Beberapa tahun lalu,
seorang anak magang di kantor kami mengirim email kepada bos mengenai
infeksi yang dideritanya, ehm, di selangkangan. Saya tidak akan pernah
lupa ekspresi jijik bos saya saat membaca email.
4. Kesalahan yang Anda lakukan
Suatu
ketika saat jam istirahat, kami berbagi cerita mengenai kejadian lucu
di kantor, memalukan dan khusus dewasa sampai akhirnya ada satu cerita
yang membuat semua orang terdiam. Tidak masalah jika Anda sekadar
bercerita tidak sengaja merusak mesin fotokopi, tetapi, lain halnya jika
merusak hubungan dengan klien.
Salah satu rekan saya sedang
memegang minuman yang hampir tumpah, ketika dia tertawa terbahak-bahak
mengenang masa ketika dia tidak sengaja mengetwit acara TV Bravo atas
nama klien (waktu itu dia bekerja sebagai manajer media sosial). Ketika
dia melihat bos menatapnya, dia pun panik dan memesan minuman lebih
banyak lagi. Sungguh sebuah cara yang akan membuat kepercayaan bos
menghilang.
5. Alasan pindah kerja
Alasan
yang dapat diterima untuk meninggalkan pekerjaan Anda sebelumnya untuk
pekerjaan Anda saat ini bisa jadi, relokasi, alih profesi, dorongan
untuk mencari tantangan atau minat dalam budaya perusahaan yang berbeda.
Satu hal yang bukan merupakan alasan yang cukup, dan jika diucapkan
bisa menyebabkan sejumlah masalah serius pada hubungan atasan-bawahan
terhadap Anda? Bahwa Anda sedang mencari sesuatu yang "tidak
menyibukkan, kurang menantang, dan lebih mudah."
Itu adalah
kutipan langsung dari seorang gadis yang bekerja dengan saya yang
tampaknya tidak terkejut ketika manajernya terlihat jengkel. Maksudku,
gadis ini membantu untuk membangun perusahaan dari bawah dan seorang
pegawai baru mengatakan kepada dirinya bahwa pada dasarnya dia turun
jabatan dengan bekerja di sini karena dia butuh istirahat dari keramaian
dan hiruk-pikuk sebuah perusahaan yang lebih keras? Meskipun itu benar,
itu seperti dia seperti menampar sang pemilik perusahaan di wajah!
source:yahoo.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar