Mohon Maav sebelumnya karena semua tulisan di bawah ini adalah hasil copian dari blog cakepane.blogspot.com . Saya hanya membagikan dan semoga bermanfaaat .
Pada dasarnya ilmu leak
ini sangat rumit dan rahasia sekali, jarang seorang guru mau dengan
terang-terangan memberikan ilmu ini dengan cuma-cuma. Begitu juga saya
belajar dengan tiga guru dengan sangat susah payah harus "ngesorang
rage" biar bisa diterima jadi murid.
Sebelum seorang belajar ilmu leak terlebih dahulu harus diketahui otonan
orang tersebut (hari lahir versi Bali) hal ini sangat penting, karena
kwalitas dari ilmu yang dianut bisa di ketahui dari otonanya, sang guru
harus hati-hati memberikan pelajaran ini kalau tidak murid akan celaka
oleh ilmu tersebut. Setelah diketahui barulah proses belajar di mulai,
pertama-tama murid harus mewinten Brahma widya, dalam bahasa lontar
“Ngerangsukan Kawisesan”, dan hari baik pun tentunya dipilih oleh sang
guru.
Tahap dasar murid diperkenalkan dengan Aksara Wayah atau Modre.
Selajutnya murid di “Rajah” (ditulis secara spiritual) seluruh tubuh
oleh sang guru, hal ini di lakukan di Kuburan pada saat kajeng kliwon
nyitan.
Selesai dari proses ini barulah sang murid sah diajarkan oleh sang guru, ada 5 sumpah yang dilakukan di kuburan :
- hormat dan taat dengan ajaran yang di berikan oleh guru
- Selalu melakukan ajapa-ajapa dan menyembah SIWA Dan DURGA dalam bentuk ilmu kawisesan,
- tidak boleh pamer kalau tidak kepepet, selalu menjalankan darma,
- tidak boleh makan daging kaki empat, tidak boleh bersetubuh ( zina)
- tidak boleh menyakiti atau dengan carapapun melalui ilmu yang kita pelajari.
Di Bali yang namanya Rangda selalu indentik dengan wajah seram, tapi di
jawa di sebut Rondo berarti janda, inilah alasanya kenapa dahulu para
janda lebih menguasai ilmu pengeleakan ini dari pada laki-laki,
dikarenakan wanita lebih kuat nahan nafsu... Pada dasarnya kalau boleh
saya katakan ilmu ini berasal dari tanah Jawa, campuran aliran Siwa dan
Budha, yang di sebut dengan “Bajrayana”.
adapun tingkat pelajarannya adalah:
- Tingkat satu kita diajari bagaimana mengendalikan pernafasan, di bali dan bahasa lontar di sebut “Mekek Angkihan” atau Pranayama.
- Tingkat dua kita diajarkan Visualisasi, dalam ajaran ini disebut "Ninggalin Sang Hyang Menget"
- Tingkat tiga kita diajar bagaimana kita melindungi diri dengan tingkah laku yang halus serta tanpa emosi dan dendam, di ajaran ini di sebut "Pengraksa Jiwa”.
Tingkat empat kita di ajar kombinasi antara gerak pikiran dengan gerak
tubuh, dalam bahasa yoga disebut Mudra. mudra ini berupa tarian jiwa
akhirnya orang yang melihat atau yang nonton di bilang "Nengkleng”
(berdiri dengan kaki satu). Mudra yang kita pelajari persis seperti
tarian siwa nata raja. Tingkat empat barulah kita diajar Meditasi, dalam
ajaran pengeleakan disebut "Ngeregep”, yaitu duduk bersila tangan
disilangkan di depan dada sambil mengatur pernafasan sehingga pikiran
kita tenang atau “Ngereh” dan “Ngelekas”.
Tingakat lima kita di ajarkan bagaimana melepas roh ( Mulih Sang Hyang
Atma ring Bayu, Sabda lan Idep) melalui kekluatan pikiran dan batin
dalam bahasa sekarang disebut Levitasi, berada di luar badan. Pada saat
levitasi kita memang melihat badan kita terbujur kaku tanpa daya namun
kesadaran kita sudah pindah ke badan halus, dan di sinilah orang disebut
berhasil dalam ilmu leak tersebut, namun..ini cukup berbahaya kalau
tidak waspada dan kuat iman serta mental kita akan keliru, bahkan kita
bisa tersesat di alam gaib. Makanya kalau sampai tersesat dan lama bisa
mati, ini disebut “mati suri”, maka Bhagawadgita benar sekali, (apapun
yang kamu ingat pada saat kematian ke sanalah kamu sampai... dan apapun
yang kamu pikirkan begitulah jadinya)
Tentu dalam pelajaran2 ini sudah pasti dibutuhkan ketekunan, puasa,
berbuat baik, sebab ilmu ini tidak akan berhasil bilamana dalam pikiran
menyimpan perasaan dendam, apalagi kita belajar ilmu ini untuk tujuan
tidak baik saya yakin tidak akan mencapai tujuannya.
Kendati demikian godaan selalu akan datang seperti, nafsu sek meningkat,
ini alasanya kenapa tidak boleh makan daging kaki empat, dan kita
diajurkan tidur di atas jam 12 malam agar konisi agak lemah sehingga
nafsu seks berkurang. Dan tengah malam tepat jam 12 kita diwajibkan
untuk meditasi sambil mencoba melepas roh
dalam dunia leak sama seperti perkumpulan spiritual, pada hari-hari
tertentu pada umumnya KAJENG KLIWON, kaum leak mengadakan “puja bakti”
bersama memuja SIWA, DURGA, BERAWI, biasanya di pura dalem atau di
Kuburan (pura Prajapti) dalam bentuk NDIHAN, bukan kera, anjing, dan
lain-lain.
Jadi demikian semeton yang bisa saya sampaikan, mudah mudahan tulisan
ini menambah wawasan di bidang ilmu leak sehingga besok-besok kita tidak
ikut-ikutanan mengatakan LEAK itu jahat
YA SAKTI SANG SAJANA DARMA RAKSAKA, orang yang bijaksana pasti berpegang
teguh pada dharma, dan orang yang berpegang darma sudah pasti
bijaksana.
Akhir kata, maaf apabila dalam tulisan ini ada kekurang atau dalam penjelasan saya ada yang tidak patut mohon di maafkan.
sumber : http://cakepane.blogspot.com/2010/07/proses-belajar-nge-leak.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar