Source: http://amronbadriza.blogspot.com/2012/10/cara-membuat-anti-copy-paste-di-blog.html#ixzz2F0lFLFDr

Selasa, 27 Maret 2012

Ogoh Ogoh 2012 Kota Denpasar dan Sekitarnya Balinesse Culture

Ogoh-ogoh adalah karya seni patung dalam kebudayaan Bali yang menggambarkan kepribadian Bhuta Kala. Dalam ajaran Hindu Dharma, Bhuta Kala merepresentasikan kekuatan (Bhu) alam semesta dan waktu (Kala) yang tak terukur dan tak terbantahkan.
Dalam perwujudan patung yang dimaksud, Bhuta Kala digambarkan sebagai sosok yang besar dan menakutkan; biasanya dalam wujud Rakshasa.
Selain wujud Rakshasa, Ogoh-ogoh sering pula digambarkan dalam wujud makhluk-makhluk yang hidup di Mayapada, Syurga dan Naraka, seperti: naga, gajah, garuda, Widyadari, bahkan dewa. Dalam perkembangannya, ada yang dibuat menyerupai orang-orang terkenal, seperti para pemimpin dunia, artis atau tokoh agama bahkan penjahat.
Dalam fungsi utamanya, Ogoh-ogoh sebagai representasi Bhuta Kala, dibuat menjelang Hari Nyepi dan diarak beramai-ramai keliling desa pada senja hari Pangrupukan, sehari sebelum Hari Nyepi.
Menurut para cendekiawan dan praktisi Hindu Dharma, proses ini melambangkan keinsyafan manusia akan kekuatan alam semesta dan waktu yang maha dashyat. Kekuatan tersebut meliputi kekuatan Bhuana Agung (alam raya) dan Bhuana Alit (diri manusia). Dalam pandangan Tattwa (filsafat), kekuatan ini dapat mengantarkan makhluk hidup, khususnya manusia dan seluruh dunia menuju kebahagiaan atau kehancuran. Semua ini tergantung pada niat luhur manusia, sebagai makhluk Tuhan yang paling mulia dalam menjaga dirinya sendiri dan seisi dunia.(Wikipedia)


Ogoh-Ogoh Banjar Anggarkasih Sanur

 Ogoh-Ogoh Ogoh-Kaliungu-Kelod
Ogoh-Ogoh Celuluk
 Celuluk adalah motif raksasa favorit yang disukai oleh masyarakat Bali untuk dibuatkan ogoh-ogoh.Celuluk adalah sebuah bentuk manusia jadi-jadian dalam mitos di Bali,dia adalah salah satu sebuah perwujudan ilmu hitam yang disebut dengan Leak. Berwajah sangar dengan rambut teruarai dan gimbal dengan gigi taring yang tajam,berpakaian loreng ( poleng dalam bahasa bali ) dan tentu saja dengan buah dada yg berurai.

 Ogoh-Ogoh Peguyangan Denpasar
Ogoh-Ogoh Celuluk

 Ogoh-Ogoh Banjar Karang Suwun
Desa Pedungan Denpasar Selatan
Ogoh-Ogoh Dewi Sita Kepandung
 Ogoh-Ogoh Dewi Sita Kepandung Mengambil kisah dari kitab Aranyakanda yang merupakan kanda ke-3 dalam epos Ramayana, dimana mengisahkan Dewi Sita diculik oleh Rahwana melalui pertarungan antara Jatayu dengan Rahwana. More Information Click here

 Ogoh-ogoh Banjar Pembungan 
Kelurahan Sesetan Denpasar

Ogoh-Ogoh Ki Balian Batur
 Ki Balian Batur tang semula tinggal di Wintang Danu mandapat anugrah kesaktian dari Batari Danu  Ki Balian Batur  kemudian meninggalkan tempatnya yang indah dan tenang untuk menetap di sebuah desa bernama Karang Kedangkan.Ni Made Wali salah seorangputri Ki Balian Batur berjualan nasi di Desa Cau yang terletak di sebelah timur Desa Karang Kedangkan .Karena makanannya enak dan pelayanannya bagus membuat jualan Made Wali laris .Tetapi semuanya berubah saat adat menfitnah bawha yang di jual Made Wali adalah daging manusia. Click here for more Information



Ogoh-Ogoh Banjar Catur Panca
Kelurahan Dauh Puri, Kecamatan Denpasar Barat, Kota Denpasar, Propinsi Bali 







Ogoh-Ogoh Banjar Tainsiat
Desa Dangin Puri Kaja Kecamatan Denpasar Utara

Ogoh-Ogoh King Ganesha
Ganesha adalah simbol Sang Hyang Widhi yang berkepalakan seekor gajah , diceritakan bahwa Ganesha adalah anak dari bhatara guru atau bhatara siva…Beliau merupakan lambang kecerdasan kebijaksanaan, lambang dewa yang mampu dipuja untuk menyelesaikan segala rintangan,ini dapat dilihat pada perlambangnya yang menggunakan simbol gajah sebagai binatang terbesar dan tanpa ada yang berani melawannya. Click here for more information


Banjar Titih Tengah
Kecamatan Denpasar Barat
Ogoh-Ogoh Narasingha
Narasinga adalah awatara (inkarnasi/penjelmaan) Wisnu yang turun ke dunia, berwujud manusia dengan kepala singa, berkuku tajam seperti pedang, dan memiliki banyak tangan yang memegang senjata. Narasinga merupakan simbol dewa pelindung yang melindungi setiap pemuja Wisnu jika terancam bahaya.
Menurut kitab Purana, pada menjelang akhir zaman Satyayuga (zaman kebenaran), seorang raja asura (raksasa) yang bernama Hiranyakasipu membenci segala sesuatu yang berhubungan dengan Wisnu, dan dia tidak senang apabila di kerajaannya ada orang yang memuja Wisnu. Sebab bertahun-tahun yang lalu, adiknya yang bernama Hiranyaksa dibunuh oleh Waraha, awatara Wisnu. Click here more information


Banjar Busung Yeh Kauh
Kelurahan Pemecutan.



Ogoh-Ogoh di Jalan Imam Bonjol





 Ogoh Ogoh Disekitar Denpasar












































ok i think that's all from me and thank's for visited my blog :)

Related Posts by Categories

1 komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Blogger Template by Clairvo