Kebaikan hati Ki Balian Batur yang sakti dan keluarganya membuat orang-orang segan dan hormat kepadanya. Salah seorang putrinya yang bernama Ni Made Wali berjualan nasi di Desa Cau yang terletak di sebelah timur Desa Karang Kedangkan. Karena makanannya juga enak dan pelayanannya yang bagus membuat jualan Made Wali laris. Tetapi semuanya berubah saat adat memfitnahnya bahwa yang dijual Made Wali adalah daging manusia. Hal ini tentu saja membuat orang muntah-muntah dan mencaci maki Ni Made Wali.

Perkataan Ki Balian Batur membuat De Bendesa dan Raja berpikir keras untuk mencari di mana senjata itu disimpan. Sayangnya Raja ingat bahwa senjata itu disimpan oleh Dewa Agung Raja Semarapura, yang merupakan musuh leluhurnya di masa lalu. Permusuhan itu berlangsung sampai sekarang. Namun, demi mendapatkan senjata itu dan demi bisa membunuh Ki Balian Batur, Cokorda diminta untuk berdamai dengan Raja Semarapura dan melupakan pengalaman pahit masa lalu.
Akhirnya Cokorda Blambangan menghadap ke Semarapura menghadap Raja Dewa Agung. Kedatangannya ternyata disambut hangat. Dengan senang hati Raja Semarapura meminjamkan senjata itu dan memberi bantuan prajurit-prajurit handalnya yang dipimpin oleh Anom Sirikan. Akhirnya Ki Balian Batur dapat dikalahkan oleh senjata itu. Tetapi sebelum tewas, Ki Balian Batur meminta maaf karena telah merepotkan kedua raja tersebut.

0 komentar: